Karya Tulis tentang Alam - Ada apa dengan Kanaga?


CATATAN KECIL TENTANG PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KELESTARIAN GUNUNG KANAGA

Ada apa sih dengan Gunung Kanaga? berikut catatan kecilnya supaya paham kenapa isu soal Gunung Kanaga terdengar ke telinga teman - teman 





GUNUNG KANAGA
Wujud Nyata Alam Mutlak Dijaga

 karya tulis Oleh : Dani Setiawan


Indonesia merupakan Negara agraris. Dengan mayoritas penduduk yang bertahan hidup dari hasil pertanian, baik persawahan maupun perkebunan dari bentangan pegunungan yang memanjang di ujung barat hingga timur Indonesia. Selain petani, pada daerah pesisir laut Indonesia, sebagian besar penduduknya beraktivitas sebagai nelayan untuk memenuhi kehidupannya.
Dari banyak profesi masyrakat Indonesia, Pertanian merupakan bidang yang menjadi mayoritas bagi Masyarakat Indonesia untuk bertahan hidup. 

Pertanian terbagi menjadi banyak kategori, mulai dari jenis penggunaan bidang lahannya, ketinggian lahannya hingga jenis tanamanan yang ditanam dan masih banyak lagi. Salah satu dari banyak jenis Pertanian di Indonesia adalah Pertanian dengan jenis lahan Dataran Rendah dibawah kaki Pegunungan. Lokasi ini dinilai cukup strategis untuk Area Pertanian, bukan tanpa alasan bertani di lokasi ini sangat menguntungkan karena untuk kebutuhan Air nya sendiri, Para Petani mengandalkan pengairan dari Pegunungan yang mengalirkan beberapa aliran Sungai.

Antajaya, merupakan salah satu Desa terletak paling timur diantara Desa lain yang ada di Kabupaten Bogor. Desa Antajaya berpenduduk Mayoritas Petani, dengan bentangan Alam Persawahan yang luas serta perkebunan buah yang bervariasi di pegunungan Sanggabuana di Desa Antajaya.

Pegunungan Sanggabuana membentang Luas diantara 2 kabupaten, yaitu Kabupaten Bogor dan Kabupaten Karawang. Pada gerbang paling depan pegunungan sanggabuana di Kabupaten Bogor terdapat Gunung dengan ketinggian rendah bernama Gunung Kanaga,.

Gunung Kanaga merupakan Gunung dengan kekayaan batuan - batuan yang tersimpan di dalamnya, khususnya Bantuan Andesit yang terpampang jelas ketika kita melihat dari jauh sekalipun. Alasan tersebut yang menjadikan Gunung Kanaga banyak diincar para investor dan pengusaha untuk mengambil kekayaan yang jelas akan sangat menguntungkan.

Antajaya tahun 1997, Gunung Kanaga  mulai diancam keadaannya dikarenakan masuknya perushaan Tambang yang akan mengeruk kekayaan Alam yang ada di Gunung kanaga. Masyarakat sekitar Gunung Kanaga tidak tahu adanya Perusahaan Tambang yang mengancam Gunung Kanaga, dikarenakan belum ada aktifitas pertambangan hingga pada 2012 perusahaan mulai menampakan bahwa adanya Pertambangan di Gunung Kanaga.

Perlawanan Tambang, tahun 2012 menjadi awal mula perlawanan terhadap pertambangan dengan alasan kelestarian Alam yang terancam dan hancurnya kehidupan dihari depan bagi masyarakat sekitar Gunung Kanaga. Dengan resiko yang benar – benar buruk untuk kelangsungan hidup dan ekosistem, masyarakat tidak tinggal diam, mengingat adanya pertambangan tersebut tidak ada persetujuan atau pemberitahuan terlebih dahulu pada Masyarakat sekitar.

Dua tahun berselang, Masyarakat masih merasakan hidup seperti biasa dengan pertanian yang cukup memuaskan saat waktu Panen tiba. Hingga pada 2014 bulan Ramadhan, Masyarakat Geram dengan aktivitas pertambangan yang berlangsung hingga larut malam yang kemudian mengganggu waktu istirahat warga sekitar dengan suara – suara dari aktivitas alat yang mulai mengeruk kaki gunung. Bunyi – bunyian kentongan terdengar jelas saat Alat berat kembali ber operasi mengeruk kaki Gunung Kanaga. Ini menjadi pertanda bagi masyarakat diharuskan berkumpul untuk maju kembali mengingatkan Perusahaan untuk menghentikan aktivitas yang mengganggu Masyarakat sekitar.
Setelah berbagai tekanan dilakukan masyarakat untuk menolak adanya pertambangan di gunung Kanaga yang jelas mengganggu dan merugikan alam serta masyarakat sekitar. Akhirnya, masyarakat bersama dengan beberapa jaringan melakukan Gugatan terhadap PT. GSR dan PRIMKOPKAR yang beropasi di Gunung Kanaga tersebut.


Perjalanan Masyarakat selama Proses di pengadilan berjalan cukup lama dan banyak hal yang terjadi selama perjalanan panjang tersebut. Diantara nya banyaknya intervensi dari pihak perusahaan untuk penggugat dan intervensi pada kawan – kawan yang aktif untuk membatalkan gugatan tersebut. Bentuk intervemsi yang didapatkan berbagai macam bentuk. Diantaranya, ancaman dari oknum kepolisian, oknum desa dan banyak Preman yang disewa perusahaan untuk menakuti kawan – kawan yang aktif menolak pertambangan gunung kanaga.

Persidangan yang dijalani Masyarakat berjalan selama 1 tahun lebih dengan 3 hasil keputusan sepanjang 2015-2016 itu. Selama persidangan Masyarakat terus mendampingi jalannya sidang, bahkan banyak Aksi – aksi diluar sidang yang dilakukan masyarakat untuk mengintervensi pemerintah agar segela membatalkan dan mencabut izin pertambangan PT. GSR dan PRIMKOPKAR.

Putusan pertama di PTUN bandung dimenangkan oleh masyarakat dan Bupati diharuskan mencabut izin pertambangan tersebut. Kemudian di tahun 2016 awal pihak perusahaan mengajukan banding yang kemudian putusan nya dimenangkan oleh perushaan. Kemudian putusan terakhir pada bulan September 2016 Masyarakat memperoleh hasil perjuangan yang begitu menggembirakan dengan keluarnya Putusan MA yang mengharuskan Bupati mencabut izin pertambangan tersebut.
Setelah puncak kemenangan itu, masyarakat sangat tenang dengan kondisi itu, hingga 2 tahun berlalu masyarakat masih tenang dan menanggap bahwa semuanya sudah berakhir dan dimenangkan oleh Pihak Masyarakat. 


Namun, pada 2018 ada masukan atau anjuran dari beberapa Jaringan di luar Masyarakat untuk melayangkan surat terkait adanya Perusahaan yang masih berdiri, dalam surat tersebut meminta kejelasan karena ditaktukan izin baru nya telah muncul kembali.
Berselang 2 hari dari dilayangkan nya surat pada 26 september 2018, tepat 29 september 2018 surat balasan diterima dari provinsi. Isi surat tersebut memperlihatkan bahwa adanya perpanjangan izin pertambangan PRIMKOPKAR yang telah diperpanjang pada 18 agustus 2017 dan fakta lainnya yaitu adanya WIUP untuk GSR dan PRIMKOPKAR dengan cakupan luas sekitar 300 Ha.

Melihat Histori perjuangan menjaga alam Kanaga agar tetap lestari, tentu ini bukan hal biasa yang Masyarakat Desa Antajaya hadapi. Kehidupan sehari – hari hanya menanam, merawat, menajaga dan ada pula memanen hasil, tidak ada pengetahuan lebih soal dunia hukum dan lainnya. Kini masyarakat Antajaya kembali harus berjuang dari titik nol untuk menjaga keindahan kekayaan alam yang ada di bentangan pegunungan Sanggabuana agar tetap terjaga dan lestari.

Hal ini menjadikan Masyarakat semakin sadar bahwa Wajib nya Manusia untuk benar – benar nyata dalam merawat dan menjaga Alam, karna ketika sudah adanya pengerusakan lingkungan dampak buruk membayangi dimana – mana tanpa melihat siapa yang akan terkena dampak.

Selamatkan Antajaya dari pertambangan ! itulah yang sekarang ini kami gelora kan. Antajaya adalah pembelajaran bagi lingkungan lainnya untuk berterimakasih kepada Alam yang telah memberikan kenikmatan dan kehidupan bagi semua mahluk. Hari ini adalah cerminan untuk hari esok. Sekarang Antajaya kembali berjuang untuk kelestarian alam yang terus terjaga. 

2019 adalah tahun panen Durian yang sangat memuaskan bagi warga Antajaya. Selain itu, sepanjang 2018 warga Antajaya tidak mengalami kekeringan karena melimpahnya sumber air yang dialirkan dari pegunungan Sanggabuana. Ini menjadi bentuk nyata Alam kembali berterimakasih atas bagaiamana Masyarakat menjaga keutuhan Alam Antajaya.

Jika tidak ada Gunung yang menyimpan banyak air dan udara bersih yang menghidupi Masyarakatnya, maka darimana kita akan hidup. Hal tersebut menjadi mutlak bagi pelestarian Alam teruntuk semua Manusia, karena segala hal nya tidak akan lepas dari alam.

Jika alam sudah rusak, Mau kemana lagi kita untuk hidup? Tidak ada kompromi bagi PERUSAK ALAM.
SALAMETKEUN ANTAJAYA !


Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Karya Tulis tentang Alam - Ada apa dengan Kanaga?"